Somba Opu Malam Itu

Somba opu malam itu...

Langitnya penuh bintang. Sama seperti malam ini. Tidak percaya? Maka kalian cukup malas untuk menikmati anugerah Tuhan malam ini.

Tidak...
Tidak sepenuhnya sama.

Langit somba opu malam itu jauh lebih gemerlap lebih dari apa yang Aku lihat malam ini. Aku masih ingat dinginnya malam itu. Masih ingat dengan doa sebelum dan sesudah makan malam itu di kemah. Masih ingat wajah kawan-kawanku yang malam itu tertidur pulas, meski sebagian tidur saat ante merediam sudah mulai berdenting menampakkan kekuatannya terhadap waktu yang terus berjalan. Mudahnya, di atas jam 12 malam.

Aku benci polusi yang telah menutupi keindahan langit makassar malam ini.
Aku benci dengan bintang-bintang yang malu-malu menampakkan sinarnya saat mereka harusnya percaya diri dengan kelebihan yang telah Tuhan berikan kepada mereka. Aku adalah pecinta bintang, kuharap kalian juga begitu.


Bicara soal bintang, langit somba opu malam itu mengingatkanku tentang baruga besarnya. Lantai kayunya yang agak dingin karena Aku tidak memakai alas kaki karena memang tidak boleh. Aku bertemu dengan Dia yang senyumannya itu seperti bintang, bersinar.


Aku kagum. Aku suka.


Namun hanya tersisa kagum itu saja.


Semoga Dia masih akan terus ramah. Seramah Somba Opu malam itu.

Selamat malam somba opu. Selamat malam Dia.

Comments

Popular Posts